KONDISI SEKTOR PERTANIAN DI INDONESIA
Sampai
saat ini Indonesia masih berusaha dalam meningkatkan produktivitas sektor
pertaniannya, terutama tanaman pangan. Hal ini dilakukan untuk mendukung
swasembada pangan berkelanjutan yang dilakukan melalui peningkatan produksi
beras nasional. Peningkatan jumlah penduduk menuntut sektor pertanian untuk
terus lebih produktif dalam mencukupi kebutuhan pangan. Pada tahun 2017
produksi padi nasional mengalami pertumbuhan 2,56% dibanding tahun sebelumnya.
Produksi jagung juga meningkat 18,55%. Peningkatan ini bisa terjadi karena
terus dikembangkannya sistem irigasi untuk sawah-sawah yang ada sehingga tidak
lagi menjadi sawah tadah hujan. Dari data terakhir presentase luas lahan sawah
irigasi sudah mencapai 58,41% atau sekitar 4,78 juta hektar dan sisanya masih berupa
sawah non irigasi.
Pada
tahun 2017 ini Indonesia sudah berhasil menghentikan impor beberapa komoditas
pangan untuk memenuhi kebutuhan nasional. Komoditas beras, cabai, dan bawang
merah saat ini sudah tidak tergantung pada impor lagi. Pada tahun 2019
Indonesia juga berencana akan swasembada bawang putih dan gula konsumsi. Namun
masih pada tahun ini ada beberapa komoditas yang mengalami banyak penurunan
produksinya, seperti kedelai yang mengalami penurunan produksi 36,9% dan kacang
tanah sebesar 15,8%. Hal ini menunjukkan masih kurangnya pemerataan upaya untuk
meningkatkan produktivitas semua komoditas pertanian.
Pertanian
Indonesia saat ini bisa dikatakan terus mengalami perkembangan. Namun jika
dilihat lebih dalam, tetap beberapa permasalahan yang terus menghambat, salah
satunya adalah penurunan tenaga kerja pertanian. Pada tahun 2016 lalu indonesia
kehilangan 0,51% tenaga pertanian dan tahun ini kehilangan 2,21%. Selain itu,
permasalahan yang menghambat perkembangan pertanian tahun ini adalah kurangnya
benih berbagai komoditas tanaman pangan, baik secara kualitas maupun kuantitas.
Sampai Oktober 2017 produksi benih padi inhbrida mengalami penurunan hampir 40
ribu ton dan padi hibrida hanya naik sekitar 15 ton.
NILAI TUKAR PETANI
Nilai
tukar petani adalah rasio antara indeks harga yang diterima petani dengan
indeks harga yang dibayar petani yang dinyatakan dalam persentase. Nilai tukar
petani merupakan salah satu indikator dalam menentukan tingkat kesejahteraan
petani. Indeks harga yang diterima petani (IT) adalah indeks harga
yang menunjukkan perkembangan harga produsen atas hasil produksi petani. Dari
nilai IT, dapat dilihat fluktuasi harga barang-barang yang dihasilkan petani.
Indeks ini digunakan juga sebagai data penunjang dalam penghitungan pendapatan
sektor pertanian. Indeks harga yang dibayar petani (IB) adalah indeks harga
yang menunjukkan perkembangan harga kebutuhan rumah tangga petani, baik
kebutuhan untuk konsumsi rumah tangga maupun kebutuhan untuk proses produksi
pertanian. Dari IB, dapat dilihat fluktuasi harga barang-barang yang dikonsumsi
oleh petani yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat di pedesaan, serta
fluktuasi harga barang yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.
Perkembangan IB juga dapat menggambarkan perkembangan inflasi di pedesaan.
KETERKAITAN SEKTOR PERTANIAN DAN
SEKTOR INDUSTRI
Ada
beberapa alasan (yang dikemukakan oleh Dr. Tulus Tambunan dalam bukunya
Perekonomian Indonesia) kenapa sektor pertanian yang kuat sangat esensial dalam
proses industrialisasi di negara Indonesia, yakni sebagai berikut :
1. Sektor
pertanian yang kuat berarti ketahanan pangan terjamin dan ini merupakan salah
satu prasyarat penting agar proses industrialisasi pada khususnya dan
pembangunan ekonomi pada umumnya bisa berlangsung dengan baik. Ketahanan
pangan berarti tidak ada kelaparan dan ini menjamin kestabilan sosial dan
politik.
2. Dari
sisi permintaan agregat, pembangunan sektor pertanian yang kuat membuat tingkat
pendapatan rill per kapita disektor tersebut tinggi yang merupakan salah satu
sumber permintaan terhadap barang-barang nonfood, khususnya manufaktur.
Khususnya di Indonesia, dimana sebagaina besar penduduk berada di pedesaan dan
mempunyai sumber pendapatan langsung maupun tidak langsung dari kegitan
pertanian, jelas sektor ini merupakan motor utama penggerak industrialisasi.
3. Dari
sisi penawaran, sektor pertanian merupakan salah satu sumber input bagi sektor
industri yang mana Indonesia memiliki keunggulan komparatif.
4. Masih
dari sisi penawaran, pembangunan yang baik disektor pertanian bisa menghasilkan
surplus di sektor tersebut dan ini bisa menjadi sumber investasi di sektor
industri, khususnya industri berskala kecil di pedesaan.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar